Monday, July 31, 2017

Legenda Thylacine (Harimau Tasmania)


Thylacine atau harimau Tasmania (Thylacinus Cynocephalus) adalah marsupial karnivora modern terbesar yang berasal dari Australia dan Pulau Papua, yang telah dinyatakan punah pada awal abad ke-20.

Binatang ini disebut dengan harimau Tasmania karena punggunggnya yang bercorak belang, seperti harimau. 


Namun, ada juga yang menyebutnya sebagai serigala Tasmania, harimau Tassie (Tazzy) atau hanya sebutan harimau saja. 

Thylacine adalah spesies terakhir dari genus Thylacinus.

Sebagian besar spesiesnya ditemukan dalam bentuk fosil yang berasal dari awal zaman Miosen.


Harimau Tasmania bentuknya menyerupai anjing besar dengan rambut pendek, dan ekor kuat yang mirip dengan kangguru.

Kulitnya berwarna kuning atau coklat yang memiliki 13 sampai 21 garis belang istimewa di sepanjang punggung, bagian belakang hingga ekor, itulah mengapa hewan ini sering dijuluki harimau. 


Bulu tubuhnya tebal dan lembut, dengan panjang di atas 15 mm, pada usia muda. Telinganya lurus berbentuk bulat  sepanjang 8 cm, disertai bulu.

Warna tubuh hewan ini bervariasi, dari coklat kekuningan sampai coklat tua, sedangkan perutnya berwarna cream.


Pada usia dewasa, hewan ini memiliki panjang 100 sampai 180 cm, termasuk dengan panjang ekor 50 sampai 65 cm. Tinggi binatang ini sekitar 60 cm dan memiliki berat sekitar 20 sampai 30 kg. Ukuran terbesar dari harimau Tasmania adalah 290 cm dari hidung ke ekor.

Harimau Tasmania memiliki kantong perut yang terbuka ke bagian belakang tubuh, tidak seperti kangguru yang menghadap ke arah kepala. Hewan ini dapat membuka rahangnya dengan sangat besar. 


Ini bisa terlihat dalam salah satu film pendek hitam putih buatan David Fleay ketika berada di penangkaran harimau Tasmania pada tahun 1933. 

Rahangnya berotot tegap dan kuat, serta memiliki 46 gigi di mulutnya.



Jejak kakinya dapat dibedakan dari binatang lainnya, karena hewan ini memiliki telapak kaki dan tangan yang sangat besar. Kaki belakangnya memiliki 4 jari kaki, dan cakar yang mereka punya tidak dapat ditarik masuk.


Harimau Tasmania dapat memperlihatkan lompatan yang mirip dengan kangguru.

Hewan ini juga dapat menyeimbangkan kaki belakang dan berdiri tegak lurus dalam waktu singkat.

Walaupun tidak ada rekaman suara yang berasal dari harimau Tasmania, pengamat binatang di alam liar dan di penangkaran mencatat bahwa harimau Tasmania akan mengerang atau mendesis ketika merasa diganggu. 


Selama berburu, harimau Tasmania akan mengeluarkan semacam gonggongan seperti batuk dengan cepat berulang kali (dideskripsikan sebagai "yip-yap", "cay-yip", "hop-hop-hop").

Hewan ini juga mengeluarkan rengekan dan suara dengus panjang, yang digunakan untuk komunikasi antar anggota keluarga. 


Keluarga terdekat dengan spesies ini adalah setan Tasmania atau sering disebut Tasmanian Devil.


Harimau Tasmania digunakan sebagai simbol Tasmania dan muncul pada lambang negara Tasmania. 


Hewan ini juga digunakan pada logo resmi pariwisata Tasmania dan dewan kota Launceston. Sejak tahun 1998, harimau Tasmania ada pada plat lisensi mobil Tasmania.


Sejarah harimau Tasmania sebelum mengalami kepunahan


10.000 tahun yang lalu, orang-orang Aborigin datang ke Australia dengan membawa kawanan dingo.

Hewan inilah yang nantinya akan bersaing dengan Thylacine, untuk berburu makanan, dan juga terkadang diburu sebagai sumber makanan orang-orang Aborigin.



Harimau Tasmania punah di Australia sekitar 2.000 tahun yang lalu.

Kepunahannya disebabkan oleh kompetisi dengan penduduk asli dan persaingan dengan spesies dingo.


Sebuah lukisan batu di Taman Nasional Kakadu, dengan jelas menunjukan bahwa harimau Tasmania diburu oleh penduduk asli, dan dipercaya bahwa dingo dan harimau Tasmania berburu mangsa yang sama, oleh karena itulah terjadi persaingan dalam memperebutkan makanan di antara keduanya.

Pada saat penjelajah pertama tiba, hewan ini sudah jarang ditemukan di Tasmania. 


Abel Tasman dan rombongannya tiba di Tasmania pada tahun 1642 dan mereka menemukan jejak kaki binatang buas yang memiliki cakar seperti harimau.


Pada tahun 1772, Marc-Joseph Marion du Fresne, tiba dengan Mascarin dan melaporkan melihat seekor kucing harimau.

Pada 13 Mei 1792, sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Antoine Bruni D'Entrecasteaux, membuat deskripsi awal harimau tersebut.


Pada tahun 1805, Letnan Gubernur Tasmania bernama William Paterson, mengirimkan sebuah deskripsi lengkap harimau Tasmania untuk dipublikasikan dalam Sydney Gazette dan pemasangan iklan New South Wales.


Pada tahun 1824, Hewan ini memiliki genusnya sendiri yaitu "Thylacinus", oleh Temminck. 


Nama ini bersal dari yunani θύλακος (thylakos), yang berarti "kantung".

Selama tahun 1800an, ketika pemukim Eropa pertama tiba di Tasmania, banyak domba mereka ditemukan tewas. 


Pembunuhan domba yang misterius mulai meningkat dan mereka menyalahkan Thylacine atas pembunuhan tersebut. 

Beberapa pemburu mulai mencari Thylacine, dan perburuan itu berlanjut sampai tahun 1909. 

Akibat dari perburuan tersebut, habitat Thylacine menjadi hilang dan hewan ini menjadi sangat sulit untuk ditemukan.






Harimau Tasmania di Washington D.C., sekitar tahun 1906

Keluarga Thylacine di Beaumaris Zoo di Hobart, pada tahun 1910

Pada tahun 1924, Komite Penasihat Tasmania untuk Fauna Asli, menginginkan agar Thylacine dilindungi dari perburuan. 


Hal itu berhasil terwujud, karena pada bulan Agustus 1936, Thylacine atau harimau Tasmania dilindungi oleh Undang-undang.

Pada tahun 1930, Wilf Batty menembak dan membunuh seekor Thylacine. 


Hewan itu dianggap sebagai Thylacine liar terakhir yang pernah diketahui.


Pada tahun 1933, seekor Thylacine terakhir berhasil ditangkap dan dikirim ke kebun binatang Hobart. Hewan tersebut diberi nama Benjamin.





Sayangnya, Benjamin hanya hidup di sana selama tiga tahun, dan harus mati pada tanggal 7 September 1936. 


Kematiannya diduga karena kelalaian penjaga kebun yang membiarkan hewan itu terkunci di luar sarang tempat tidurnya, yang membuatnya terkena panas pada siang hari dan mengalami kedinginan di malam hari.

Penduduk Australia dan Tasmania merasa sangat sedih atas kematian harimau Tasmania yang terakhir tersebut.

National Threatened Species Day diadakan setiap tahun pada tanggal 7 September di Australia untuk mengenang Benjamin. Perayaan ini dirayakan sejak tahun 1996.

Karena tidak ada bukti keberadaan harimau Tasmania yang ditemukan sejak kematian Benjamin, pada tahun 1936, hewan itu resmi dinyatakan punah oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Walaupun Thylacine ini sudah resmi punah, banyak orang percaya bahwa hewan ini masih ada dan terkadang terlihat sedang berkeliaran di luar sana. 


Beberapa orang mengklaim melihat harimau Tasmania di wilayah Tasmania, bagian lain Australia, dan bahkan di Irian Jaya, Indonesia, di dekat perbatasan pulau Papua.

Pada tahun 1973, Gary bersama dengan Liz Doyle merekam film 8mm selama sepuluh detik yang menunjukkan seekor binatang tak dikenal yang melintasi jalan Australia Selatan. 


Binatang ini memiliki ekor yang kaku dan leher tebal, dan itu sangat berbeda dengan seekor anjing.


Pada tahun 1982, peneliti dari Tasmania Parks and Wildlife Service, Hans Narding, mengamati harimau Tasmania selama 3 menit pada malam hari, di dekat sungai Arthur, di barat laut negara bagian tersebut.


Di wilayah Gippsland, ada seseorang yang memiliki Thylacine sebagai hewan peliharaanya. Dia menemukan hewan ini ketika berusia muda, kemungkinan hewan itu terpisah dari keluarganya dan merasa tersesat. 


Dia lalu membawa dan memberinya makan dan tempat tinggal di rumahnya, dan menjadikan hewan itu sebagai peliharahaannya.

Pada suatu malam yang hujan di bulan Maret 1982, seorang petugas taman nasional NPWS sedang tidur di kursi belakang mobilnya, saat sesuatu berhasil membangunkannya. 


Dia menyalakan lampu sorot dan mengarahkannya pada seekor hewan yang berjarak sekitar 20 kaki. Dia melaporkan apa yang dia lihat sebagai harimau Tasmania. Makhluk itu dengan cepat berlari dan jejak kakinya hilang oleh air hujan.

Pada tahun 1983, Ted Turner menawarkan hadiah sebesar $100.000 untuk siapa saja yang bisa memberi bukti keberadaan Thylacine. Namun, tidak ada yang bisa mendapatkan bukti keberadaan hewan tersebut.

NPWS (National Parks and Wildlife Serive) menyimpan laporan penampakan Thylacine sampai Januari 1984. 


Hal itu dilakukan agar orang-orang tidak pergi ke lokasi terjadinya penampakan dan mengganggu habitat Thylacine, yang bisa dibilang sebagai hewan terakhir dari spesiesnya.

Pada tahun 1985, seorang pelacak Aborigin bernama kevin Cameron, memperlihatkan sebuah foto yang diduga memperlihatkan seekor Thylacine.


Pada bulan Januari 1995, petugas taman dan satwa liar melaporkan telah mengamati seekor Thylacine di wilayah Pyengana di Timur Laut Tasmania pada dini hari. Pencarian selanjutnya tidak menemukan adanya jejak binatang tersebut.

Pada tahun 1997, dilaporkan bahwa penduduk asli dan misionaris di dekat Gunung Cartenz di Irian Jaya, telah melihat harimau Tasmania.

Pada Februari 2005, seorang turis Jerman, Klaus Emmerichs, mengklaim telah mengambil foto dari Thylacine yang dia lihat di dekat Taman Nasional Danau St Clair-gunung Cradle, namun keaslian foto tersebut masih dipertanyakan. 


Foto tersebut tidak dipublikasikan sampai bulan April tahun 2006. Foto itu hanya menunjukan bagian punggung dari hewan yang diklaim sebagai harimau Tasmania.

Pada bulan Maret 2005, majalah berita Australia The Bulletin, sebagai bagian dari perayaan ulang tahunnya yang ke-125, menawarkan hadiah senilai $1,25 juta untuk siapa saja yang bisa membawa harimau Tasmania dalam keadaan hidup. 


Penawaran itu ditutup pada akhir Juni 2005, karena tidak ada seorang pun yang berhasil membawa hewan tersebut.


Penawaran lebih besar senilai $1,75 juta ditawarkan oleh pengurus tamasya Tasmania, Stewart Malcolm. Namun, tawaran itu kembali gagal dan tidak membuahkan hasil yang positif.

Pada Januari 2012, dua saudara laki-laki menemukan sisa-sisa kerangka dari apa yang mereka yakini sebagai kerangka Thylacine. 


Tulang-tulang itu dibawa ke ahli zoologi untuk diperiksa dan dibandingkan dengan binatang yang sudah diketahui. 

Hasilnya adalah tulang tersebut berasal dari anjing domestik yang meninggal di suatu tempat di tahun 1970an. Meski awalnya tidak percaya akan hasil tes tersebut, akhirnya dua saudara tersebut mengakui bahwa tulang itu memang hanya berasal dari seekor anjing domestik.

Penampakan Thylacine terus berlanjut sampai sekarang, membuat banyak orang percaya bahwa beberapa ekor Thylacine masih hidup dan bersembunyi di luar sana.

Profesor Bill Laurance mengatakan bahwa dia telah berbicara panjang lebar dengan dua orang tentang binatang yang mereka lihat di semenanjung Cape York yang berpotensi sebagai Thylacine. 


Mereka telah memberikan deskripsi yang masuk akal dan terperinci mengenai hal tersebut.

"Kami telah memeriksa ulang deskripsi yang kami terima tentang warna, ukuran tubuh, bentuk tubuh, perilaku hewan dan deskripsi lainnya, dan ini tidak sesuai dengan spesies berbadan besar di Queensland Utara, seperti dingo, anjing liar atau babi liar."

Seorang peneliti bernama Sandra Abbell, bersama James Cook university's Centre for Tropical Environment and Sustainability Science, yang memimpin sebuah survei di lapangan, mengatakan bahwa mereka telah dihubungi oleh beberapa orang tentang kemungkinan penampakan Thylacine.

Bahkan, Abell mengatakan, jika Thylacine tidak terdeteksi, survei tersebut akan menginformasikan tentang status spesies mamalia langka dan terancam punah di semenanjung tersebut.

"Kemungkinannya rendah bahwa kita akan menemukan Thylacine, tapi kita pasti akan mendapatkan banyak data tentang predator di daerah tersebut dan itu akan membantu penelitian kita secara umum."

Bukan tidak mungkin jika seekor Thylacine nantinya dapat ditemukan di masa sekarang. 


Dia mengatakan : "Itu bukan makhluk mitos. Banyak sekali deskripsi yang telah diberikan orang, itu bukan hanya sekilas terlihat di lampu depan mobil. Orang yang mengatakan bahwa mereka benar benar melihatnya, dapat menggambarkannya dengan sangat detail, jadi sulit untuk mengatakan bahwa mereka telah melihat hal lain."

Dia merasa sangat beruntung jika berhasil merekam hewan tersebut ke dalam kamera yang dibawanya.

Sementara itu, dalam sebuah foto terbaru dari penampakan Thylacine, Pendiri Thylacine Awareness Group of Australia, Neil Waters, mengatakan bahwa hewan itu bisa saja berasal dari subspesies Thylacine.


Kepada Daily Mail Australia, dia mengklaim bahwa ada lebih dari satu spesies Thylacine.

Dia mengatakan : "Harimau Tasmania, di wilayah Tasmania sangat terisolasi sehingga mereka mungkin memiliki tempat yang lebih sempit. Dengan daratan yang lebih besar, ada ruang lingkup yang lebih luas untuk subspesies ini."

"Saya setuju kepalanya terlihat seperti rubah, tapi bagian belakang, saya tidak dapat menemukan rubah yang terlihat seperti itu."

Penampakan Harimau Tasmania telah dilaporkan terjadi di sekitar Perth, Australia. Namun penampakan tersebut belum dikonfirmasi secara pasti.

Mereka berharap keberadaan Thylacine yang masih hidup bisa terungkap di masa mendatang.

(Sumber : Thylacine, Thylacine)

No comments:

Post a Comment