Thursday, September 28, 2017

Legenda Bigfoot


Bigfoot (dikenal juga sebagai Sasquatch) adalah makhluk legendaris dari cerita rakyat Amerika yang dikatakan menghuni wilayah hutan, terutama di kawasan Pacific Northwest.

Bigfoot biasanya digambarkan sebagai makhluk humanoid besar dengan bulu di seluruh tubuhnya.

Selain Bigfoot atau Sasquatch yang berasal dari Amerika Utara, terdapat beberapa makhluk humanoid mirip kera lainnya yang tersebar di seluruh dunia, seperti Yeti (Himalaya), Yowie (Australia), Yeren (Cina), Vanara (India), Almas (Asia), Skunk Ape (Amerika Serikat/Florida), Barmanou (Pakistan), Orang Pendek dan Ebu Gogo (Indonesia), dan masih banyak lagi.

Saksi mata yang mengaku telah melihat Bigfoot menggambarkannya sebagai makhluk bipedal bertubuh besar, berbulu mirip kera, berotot, dan tubuhnya ditutupi rambut berwarna hitam, coklat tua, atau merah pekat, memiliki berat lebih dari 230 kg dengan tinggi kira-kira 2 - 3 meter.

Ilustrasi Bigfoot

Deskripsi lain yang lebih detail menggambarkannya memiliki mata yang besar, tulang alis yang menonjol, dan dahi besar dan rendah. Bagian atas kepalanya bulat dan berjambul, mirip gorila jantan. Makhluk itu juga dilaporkan memiliki bau yang menyengat dan tidak enak.

Ilustrasi beberapa wajah Bigfoot

Sesuai dengan namanya, Bigfoot terkenal dengan jejak kakinya yang berukuran sangat besar. Jejak itu berukuran sekitar 60 cm dan lebarnya sekitar 20 cm. 


Beberapa di antaranya memiliki bekas cakar, sehingga timbul kemungkinan bahwa jejak itu berasal dari hewan yang telah diketahui, seperti beruang.


Bigfoot dikalim sebagai makhluk yang aktif di malam hari (nokturnal), dan pemakan segala (omnivora).

Patung Bigfoot

Legenda Bigfoot bermula dari kisah "manusia liar" yang ditemukan di antara masyarakat adat Pasifik Barat Laut. 


Para antropolog dan ahli cryptozoologist, Grover Krantz, telah menulis cerita penduduk asli yang dipercaya berhubungan dengan Sasquatch.


Menurut David Daegling, legenda tersebut sudah ada jauh sebelum makhluk itu mempunyai nama. 


Kisah mengenai "manusia liar" kemudian dapat ditemukan di setiap benua, kecuali di Antartika.


Kepala suku Nlaka'pamux di Lytton, British Columbia menceritakan kisah semacam itu kepada Charles Hill-Tout di tahun 1898. 


Dia memberi nama makhluk itu menggunakan bahasa Salishan yang berarti "berwajah jinak".

Anggota Lummi (suku asli Amerika) menceritakan kisah tentang Ts'emekwes, Bigfoot versi lokal. 


Cerita-cerita itu mirip satu sama lain dalam hal deskripsi umum tentang Ts'emekwes, namun rincian tentang makanan, dan aktivitas makhluk itu berbeda dari berbagai laporan setiap suku keluarga.


Versi lainnya menceritakan makhluk (tergolong) ras nokturnal yang dijuluki The stiyaha atau kwi-kwiyai


Anak-anak diperingatkan untuk tidak mengatakan namanya, supaya monster itu tidak mendengar, karena jika makhluk itu mendengar, mereka akan datang untuk membawa seseorang, dan terkadang membunuhnya.

Pada tahun 1840, Elkanah Walker, seorang misionaris Protestan, mencatat kisah-kisah tentang raksasa di antara penduduk asli Amerika yang tinggal di dekat Spokane, Washington. 


Orang-orang Indian mengatakan bahwa raksasa ini tinggal di sekitar puncak gunung di dekatnya, dan suka mencuri ikan salmon dari jaring nelayan.


Menurut laporan saksi mata Sts'Ailes (penduduk asli dari wilaya Lower Mainland, British Columbia), Sasquatch lebih memilih menghindari orang kulit putih, dan berbicara dengan bahasa Lillooet orang-orang Port Douglas, British Columbia di Danau Harrison. 


Sts'Ailes dan masyarakat adat lainnya di kawasan tersebut, mempertahankan keyakinan mereka bahwa Sasquatch itu nyata.


Pada tahun 1874, Kane melaporkan cerita-cerita masyarakat pribumi tentang Skoocooms, manusia liar kanibal yang tinggal di puncak Gunung St. Helens, negara bagian Washington.

Pada tahun 1893, sebuah cerita dari Theodore Roosevelt diterbitkan dalam buku berjudul The Wilderness Hunter


Roosevelt menceritakan sebuah cerita yang diceritakan kepadanya oleh seorang pemburu bernama Bauman tentang pertemuannya dengan "manusia kera" di Idaho. Cerita tersebut dikatakan berhubungn dengan sosok Bigfoot.

Pada tahun 1920, agen India bernama J. W. Burns, mengumpulkan cerita lokal yang disusun dalam serangkaian artikel surat kabar Kanada di tahun 1920an. 


Masyarakat adat di kawasan tersebut menyatakan bahwa Sasquatch itu nyata, dan tersinggung oleh orang kulit putih yang berpendapat bahwa itu hanyalah tokoh (makhluk) legendaris, atau makhluk mitos.

Setiap daerah memiliki nama tersendiri untuk menjuluki makhluk itu, seperti julukan "manusia liar" atau "manusia berbulu", sedangkan Burns menggunakan istilah Sasquatch yang diambil dari bahasa Halkomelem (salah satu bahasa pribumi Amerika) yaitu sásq'ets, dan menggunakan istilah tersebut dalam artikel miliknya.

J. W. Burns

Pada tahun 1924, laporan awal tentang seekor kera besar terdokumetasikan setelah serangkaian pertemuannya di sebuah ngarai, di timur laut gunung St. Helens, Washington State.

Jurang ini kemudian diberi nama Ape Canyon, karena banyaknya laporan tentang kera besar di wilayah tersebut.

Ape Canyon

Dilaporkan bahwa Ape Canyon merupakan tempat pertemuan antara sekelompok anak di bawah umur dengan sekelompok Bigfoot.

Cerita tersebut diterbitkan dalam beberapa surat kabar harian besar 
The Oregonian di Portland Oregon, edisi Juli 1924.

Salah satu anak di bawah umur bernama Fred Beck, mengklaim bahwa dia beserta yang lainnya berhasil menembak dan membunuh seekor kera besar.

(kabarnya Beck menyaksikan makhluk itu jatuh sekitar 400 kaki (122 meter) ke ngarai di bawahnya).


Kemudian pada malam harinya, sekelompok kera besar atau "Bigfoot" menyerang kabin tempat mereka beristirahat dan mencoba untuk menerobos masuk. 


Beberapa sumber mengatakan bahwa kera besar itu melempari kabin mereka dengan bebatuan.

Ilustrasi Penyerangan kabin oleh Bigfoot

Beck mengatakan bahwa serangan tersebut mungkin disebabkan oleh penembakan yang dilakukan terhadap salah satu kera besar tersebut, sehingga membuat kawanan kera lainnya marah, dan melakukan serangan balik dengan melempari kabin mereka dengan bebatuan.


Mereka juga sempat menembaki kera besar tersebut menggunakan senapan yang mereka bawa, sebelum kawanan kera itu menghilang dari pandangan mereka.



Menurut serangkaian artikel tahun 1924 di The Oregion, beberapa reporter dan saksi mata lainnya melihat kerusakan pada kabin dan jejak kaki yang sangat besar (jejak paling besar berukuran 19 inci) di tempat kejadian.


Beck menulis sebuah buku tentang kejadian yang dialaminya, dan berpendapat bahwa makhluk itu adalah makhluk dari dimensi lain.

Pada tahun yang sama, Albert Ostman pergi berlibur ke Toba Inlet dekat Powell River, British Columbia, sekaligus mencari tambang emas hilang yang berada di sekitar wilayah tersebut.

Pada malam hari saat Ostman sedang tertidur, seekor Sasquatch mengangkatnya dan membawanya pergi, saat dia masih berada di kantong tidurnya. Dia dibawa oleh makhluk itu selama 3 jam. Kemudian Sasquatch itu menjatuhkan Ostman di dataran tinggi.

Dia menyadari bahwa di sekelilingnya tengah berdiri 4 makhluk yang sama, yang tampaknya adalah satu keluarga. Makhluk yang sudah dewasa berjumlah 3 ekor, sedangkan satu ekor lagi masih tergolong anak-anak. Ostman ditahan oleh mereka selama enam hari.

Albert Ostman (kanan)

Salah satu Sasquatch itu dilaporkan setinggi 8 kaki (2,4 meter). Makhluk itu tidak menyakiti Ostman, dan selama ditahan, Ostman hanya memakan "sweet tasting grass" (rumput manis).

Pada akhirnya dia bisa melarikan diri, namun tidak menceritakan kisahnya kepada orang lain karena takut dianggap gila. 


Ostman memutuskan untuk menceritakan kisahnya ke sebuah surat kabar lokal pada tahun 1957.


Pada tahun 1941, Jeannie Chapman dan anak-anaknya mengatakan bahwa mereka telah melarikan diri dari rumah mereka, ketika Sasquatch berukuran 2,3 meter mendekati tempat tinggal mereka di Ruby Creek, British Columbia.

Pada tahun 1950, sebuah kejadian aneh terjadi di kawasan Ape Canyon. 


Seorang pemain ski bernama Jim Carter bersama sekelompok pria, pergi untuk membuat sebuah film dokumenter, namun Carter tidak pernah terlihat lagi.

Selama pencarian besar-besaran yang dilakukan untuk menemukan Jim Carter, salah satu anggota tim pencari tersebut mengatakan bahwa selama pencarian dilakukan, dia merasa sedang diawasi sepanjang waktu.

Terakhir kali mereka melihat Carter adalah ketika dalam perjalanan menuruni gunung, dia (carter) meninggalkan pendaki lainnya di tempat bernama Dog's Head (di ketinggian 2400 meter). 


Carter mengatakan kepada mereka bahwa dia akan bermain ski di sisi kiri dan akan mengambil gambar kelompok pendaki tersebut, saat pendaki meluncur turun melalui jalur berkayu.

Saat itulah terakhir kalinya Carter terlihat oleh mereka sebelum menghilang.

Keesokan harinya, tim pencari menemukan kotak film yang terbuang di titik tempat Carter memotret.

Sebuah jejak dari ski milik carter ditemukan sampai sisi terjal Ape Canyon, menunjukkan bahwa dia meluncur dengan kecepatan sangat tinggi, dan membuat lompatan luar biasa, yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh seorang pemain ski berpengalaman sekalipun, kecuali bahwa ada sesuatu yang salah dengannya, seperti sedang ketakutan atau dikejar oleh sesuatu.

Tim pencari tidak pernah menemukan Carter, sehingga pencarian tersebut hanya dilakukan selama dua minggu.

Pada sebuah artikel edisi Agustus tahun 1963 dari Longview Times, berisi sebuah teks dari Bob Lee yang mengatakan "Peristiwa hilangnya Carter adalah misteri yang belum terpecahkan sampai hari ini".

"Dr. Otto Trott, Lee Stark, dan saya, pada akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa kera itu telah membawanya," kata Bob Lee dengan serius.

Pada tahun 1955, seorang pekerja jalan raya dekat Jasper, Alberta, Kanada, William Roe, mengaku telah mengamati Sasquatch di Mica Mountain. 


Dia mengklaim bahwa makhluk itu betina, berambut cokelat, dengan dahi mirip dengan kepala manusia purba.

William Roe

Sasquatch itu nampak tidak agresif atau takut, ketika bertemu dengannya. 


Roe kemudian menemukan apa yang diyakini sebagai sarang milik makhluk itu. Makhluk itu tidak memiliki alat-alat primitif dan benar-benar vegetarian.


Pada tahun 1958, dua pekerja konstruksi, Leslie Breazale dan Ray Kerr, melaporkan bahwa mereka melihat seekor Bigfoot sekitar 45 mil timur laut Eureka California, bersamaan dengan penemuan sebuah jejak berukuran 16 inci (40 cm) di hutan California Utara.


Pada 20 Oktober 1967, Roger Patterson dan Robert Gimlin, melaporkan bahwa mereka telah merekam Sasquatch dalam sebuah film di Bluff Creek, California.



Pada 28 Agustus 1995, seorang kru film dari Waterland Productions melakukan perjalanan ke Jedediah Smith Redwoods State Park, dan berhasil merekam apa yang mereka klaim sebagai Sasquatch di lampu merah RV mereka.


Pada 30 Mei 1996, Loni dan Owen sedang dalam perjalanan memancing bersama keluarga dan teman-temannya di Danau Chopaka, Washington State, saat mereka melihat sesuatu di kejauhan. 


Dalam rekaman video yang mereka dapatkan, nampak sosok Bigfoot sedang melintasi lapangan.


Pada 16 September 2007, seorang pemburu, Rick Jacobs, menangkap gambar Sasquatch dengan menggunakan kamera picu otomatis yang terpasang pada sebuah pohon di dekat kota Ridgway, Pennsylvania, Allegheny National Forest.


Pennsylvania Game Commission mengatakan bahwa itu mungkin hanya gambar beruang dengan kudis yang parah.



Nama "Bigfoot" pertama kali dicatat oleh orang Eropa Amerika pada akhir abad ke-19.

Spotted Elk, yang juga disebut sebagai Chief Big Foot, adalah seorang pemimpin Lakota yang terkenal.
 

Dia terbunuh saat pembantaian yang dikenal sebagai The Wounded Knee Massacre, atau The Battle of Wounded Knee, di tahun 1890.

Namanya mungkin sama dengan nama dua beruang kutub di barat.


Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, setidaknya dua beruang grizzly berukuran besar, masing-masing dijuluki "Bigfoot", secara luas dicatat oleh media.
 

Nama itu mungkin telah mengilhami nama umum untuk "makhluk-kera".

Artikel tahun 1895 tentang beruang grizzly bernama Bigfoot

Pada tahun 1895, beruang grizzly Bigfoot pertama dilaporkan tewas di dekat Fresno, California, setelah membunuh domba selama 15 tahun. Beratnya diperkirakan mencapai 900 kg.

Beruang grizzly Bigfoot kedua terlihat di Idaho pada tahun 1890-1900an, sekitar Sungai Snake and Salmon, dan dikaitkan dengan semacam kekuatan supernatural.

"Hampir berukuran dua kali ukuran seekor grizzly biasa, membuat tidak ada yang cukup berani, atau cukup pintar untuk menangkap atau membunuhnya."

Bigfoot Idaho ditembak dan dibunuh pada tahun 1902 di dekat Pierce City, dan dikabarkan telah membunuh 1.000 ternak seumurnya hidupnya.

Sekitar sepertiga dari semua klaim penampakan Bigfoot terjadi di Pacific Northwest (Oregon, Washington, Idaho, Montana, dan Wyoming, sementara secara internasional, sebutan ini mencangkup sebagian Kanada), dengan sisa laporan lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Amerika Utara.

Sebagian besar laporan tersebut dianggap sebagai kesalahan identifikasi hewan yang sudah dikenal atau tipuan yang sengaja dibuat.

Ketika fenomena Bigfoot mulai menjadi terkenal, penampakannya telah menyebar ke seluruh Amerika Utara. 


Daerah pedesaan di Wilayah Great Lakes, dan Amerika Serikat bagian Tenggara telah menjadi sumber penampakan Bigfoot terbanyak.

Berbagai pendapat telah bermunculan untuk menjelaskan penampakan dan identitas asli dari sosok Bigfoot ini.
 

The scientific community biasanya mengaitkan penampakan Bigfoot sebagai tipuan, atapun kesalahan identifikasi hewan, terutama seekor beruang hitam.


Foto beruang yang telah diganti dengan sosok Bigfoot

Pada tahun 2007, sebuah foto yang disebut sebagai Sasquatch remaja, dibantah oleh antropolog, Jeffrey Meldrum yang mengatakan bahwa makhluk itu lebih mirip seekor simpanse.


Penulis Jerome Clark berpendapat bahwa kisah "Jacko", yang melibatkan laporan surat kabar tahun 1884 tentang makhluk mirip kera yang ditangkap di British Columbia adalah tipuan.
 

Seperti dikutip dari penelitian oleh John Green, yang menemukan bahwa beberapa surat kabar British Columbia menganggap penangkapan tersebut sangat meragukan.

Artikel tersebut menceritakan penangkapan makhluk kecil mirip kera (Sasquatch kecil) yang telah ditangkap hidup-hidup pada tahun 1800an.

Meskipun John Nickell menganggap Jacko sebagai tipuan, tidak ada bukti yang dapat mendukung klaimnya tersebut.

Ilustrasi oleh Duncan Hopkins yang menunjukkan "Jacko" terikat
di dalam kereta api. Menurut surat kabar, kejadian ini benar-benar terjadi.

Artikel surat kabar yang asli mendeskripsikan Jacko sebagai seekor gorila, bukan Sasquatch.


Bagaimanapun, kisah tentang Jacko ini telah digunakan oleh pendukung Bigfoot sebagai bukti keberadaan makhluk legendaris tersebut.


Pada 9 Juli 2008, Rick Dyer dan Matthew Whitton memposting sebuah video ke Youtube, dan mengklaim bahwa mereka telah menemukan mayat Sasquatch di sebuah hutan di Georgia Utara.
 

Keduanya menerima uang sebesar $ 50.000 dari Searching for Bigfoot Inc.

Kisahnya diliput oleh banyak saluran berita internasional, termasuk BBC, CNN, ABC News, dan Fox News.
 

Setelah konferensi pers dilakukan, bersama dengan tim Searching for Bigfoot inc., mayat Bigfoot tersebut di simpan ke lemari es.

Ketika isinya dicairkan, para pengamat menemukan bahwa rambutnya tidak nyata, kepalanya juga berongga dan kakinya terbuat dari karet.


Pada akhirnya Dyer dan Whitton mengakui bahwa itu adalah tipuan setelah berhadapan dengan Steve Kulls, seorang direktur eksekutif SquatchDetective.com.

Pada bulan Agustus 2012, seorang pria di Montana terbunuh oleh mobil saat melakukan tipuan Bigfoot dengan menggunakan setelan Ghillie (sejenis pakaian kamuflase seperti dedaunan, salju atau pasir).


Pakaian Ghillie

Pada bulan Januari 2014, Rick Dyer kembali mengatakan bahwa dia telah membunuh seekor Bigfoot pada bulan September 2012 di luar San Antonio, Texas.

Dia mengatakan bahwa hasil tes DNA yang telah dilakukan di laboratorium yang tidak diketahui, menunjukkan bahwa makhluk itu tidak dapat disesuaikan dengan jenis hewan yang sudah diketahui.

Dia bermaksud membawa mayat yang di simpan di lokasi tersembunyi tersebut, dalam tur melintasi Amerika Utara pada tahun 2014.
 

Dia juga merilis foto tubuh dan bukti videonya, namun tidak pernah merilis hasil tes atau pemindaian yang telah dilakukannya, karena dia menolak untuk mengungkapkan hasil tes tersebut kepada publik.


Rick Dyer mengatakan bahwa dia akan mengungkapkan tubuh serta hasil tesnya pada konferensi pers di Washington University pada 9 Februari 2014, namun dia tidak pernah melakukan hal tersebut.

Setelah tur Phoenix, mayat Bigfoot itu dibawa ke Houston, dan pada tanggal 28 Maret 2014, di halaman Facebook-nya, Dyer mengakui bahwa mayat Bigfoot tersebut adalah tipuan lain yang dibuat olehnya.


Dia telah membayar Chris Russel dari Twisted Toy Box untuk memproduksi "prop" (semacam alat atau barang yang diperlukan untuk pentas), yang dijuluki "Hank", yang terbuat dari latex, busa/foam, dan rambut unta.
 

Dyer memperoleh sekitar $ 60.000 dari tur mayat Bigfoot palsu kedua miliknya.

Dia juga mengatakan tidak membawa mayat itu selama tur karena takut dicuri orang lain.

Rick Dyer bersama dengan Bigfoot "palsu" miliknya

Beberapa dugaan Bigfoot :

Pendukung keberadaan Bigfoot, Grover Krantz dan Geoffrey H. Bourne, percaya bahwa Bigfoot mungkin adalah populasi relik (populasi peninggalan zaman purba yang dapat/masih bertahan hidup) dari Gigantopithecus.

Walaupun semua fosilnya ditemukan di Asia, sangat mungkin spesies ini bermigrasi melintasi jembatan darat Bering.


Jembatan darat Bering (Beringia) adalah sebuah jembatan darat sepanjang kurang lebih 1.600 km yang menghubungkan Alaska sekarang dengan Siberia Timur, pada berbagai masa di zaman es pleistosen.

Gigantopithecus


Bernard G. Campbell menulis :
 

"Gigantopithecus yang sebenarnya telah punah, telah dipertanyakan oleh mereka yang percaya bahwa itu (Gigantopithecus) telah bertahan hidup sebagai Yeti di Himalaya dan Sasquatch di pantai barat laut Amerika Serikat. Namun bukti untuk makhluk-makhluk itu tidak meyakinkan."

Ahli primata John R. Napier, dan antropolog, Gordon Strasenburg memilih spesies Paranthropus robustus, dengan tengkorak seperti gorila dan gaya berjalan bipedal (dengan dua kaki), sebagai kandidat potensial untuk identitas Bigfoot, terlepas dari kenyataan bahwa fosil Paranthropus hanya ditemukan di Afrika.

Paranthropus robustus

Dalam artikel USA Today 1996, ahli zoologi Washington State, John Crane mengatakan :

"Tidak ada yang namanya Bigfoot. Ilmuwan tidak menganggap subjek Bigfoot sebagai bidang sains yang kredibel, dan hanya ada sedikit studi ilmiah formal yang membahas tentang Bigfoot."

"Para ilmuwan mengutip fakta bahwa Bigfoot diduga tinggal di daerah yang tidak biasa untuk primata besar (non manusia) yaitu garis lintang beriklim sedang di belahan bumi utara. Semua kera yang sudah dikenal ditemukan di daerah tropis Afrika dan Asia."

"Kera besar belum ditemukan dalam catatan fosil di Amerika, dan tidak ada makhluk bernama Bigfoot yang diketahui telah berhasil ditemukan
."

Dalam bukunya yang berjudul Bigfoot: The Yeti and Sasquatch in Myth and Reality pada tahun 1973, John Napier menyimpulkan : "Saya yakin bahwa Sasquatch itu ada. Pasti ada sesuatu di utara-barat Amerika yang perlu dijelaskan, dan sesuatu yang meninggalkan jejak kaki seperti manusia."


Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Biogeography pada tahun 2009 oleh J. D. Lozier dan yang lainnya, telah melakukan penelitian menggunakan ecological niche modeling pada laporan penampakan Bigfoot, dan menggunakan lokasi untuk menyimpulkan parameter ekologi yang disukai Bigfoot.

Mereka menemukan kecocokan yang sangat dekat dengan parameter ekologis dari beruang hitam Amerika (Ursus Americanus).
 

Mereka mencatat bahwa beruang dalam posisi tegak akan terlihat seperti penampilan makhluk yang diduga sebagai Bigfoot.

Mereka kemudian menyimpulkan bahwa penampakan Bigfoot kemungkinan hanyalah kesalahan identifikasi dari seekor beruang hitam.


Dalam analisis genetik sistematis pertama dari 30 sampel rambut yang diduga berasal dari Bigfoot atau Sasquatch, Yeti, Almasty, dan makhluk sejenis lainnya, hanya satu yang ditemukan berasal dari primata yang diidentifikasikan sebagai manusia.

Studi bersama yang dilakukan oleh Universitas Oxford dan Lausanne Cantonal Museum of Zoology, diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society B pada tahun 2014.
 

Mereka menggunakan metode pembersihan untuk menghapus semua kontaminasi permukaan (sampel rambut), kemudian membandingkan dengan gen-nya untuk mengidentifikasi asal spesies dari sampel tersebut.

Sampel itu berasal dari berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Serikat, Himalaya, Rusia dan Sumatera.


Selain satu sampel berasal dari manusia, sebagain besar hasil sampel itu berasal dari beruang hitam dan beruang coklat.
 

Sampel lainnya diidentifikasikan sebagai sapi, kuda, anjing (serigala atau coyote), domba, kambing, rakun, landak, rusa dan tapir.


Dua sampel terakhir diperkirakan cocok dengan sampel genetik fosil beruang kutub yang berusia 40.000 tahun pada zaman pleistosen.


Namun, penelitian selanjutnya membantah temuan ini, dan mengidentifikasikan rambut itu berasal dari jenis beruang coklat yang langka.

Beruang kutub

Pada 24 November 2012, sebuah diagnostik DNA yang dipimpin oleh dokter hewan, Melba Ketchum, mengeluarkan sebuah siaran pers yang mengklaim bahwa mereka telah menemukan bukti bahwa Sasquatch adalah kerabat manusia yang muncul sekitar 15.000 tahun yang lalu sebagai persilangan hybrid antara homo sapiens modern dengan spesies primata yang tidak diketahui.


Tidak lama setelah dipublikasikan, makalah tersebut dianalisis oleh Sharon Hill dari Doubtful News.
 

Hill mempertanyakan tentang tes pengelolaan DNA yang salah, dan kertas yang berkualitas buruk.

"Beberapa ahli genetika berpengalaman yang melihat makalah tersebut melaporkan opini buruk mereka bahwa (makalah) itu mencatat hal tidak masuk akal."

Majalah The Scientist yang menganalisis makalah tersebut melaporkan bahwa :

"Ahli genetika yang telah melihat kertasnya tidak terkesan. Tidak ada data atau analisis yang disajikan dengan cara apapun untuk mendukung klaim bahwa sampel mereka berasal dari hibrida primata atau primata manusia baru."

Beberapa menyarankan bahwa Bigfoot adalah sejenis Neanderthal, Homo Erectus, atau Homo Heidelbergensis, namun tidak ada sisa-sisa kerangka atau bukti spesies tersebut yang ditemukan di Amerika.

Neanderthal

Homo Erectus

Homo Heidelbergensis

Bukti-bukti keberadaan Bigfoot :

Jejak kaki

Ada lebih dari 900 jejak kaki yang dikaitkan dengan Bigfoot yang dikumpulkan selama bertahun-tahun. Rata-rata memiliki panjang 15,6 inci dengan lebar sekitar 7,2 inci.




Penemuan terdokumentasi pertama terjadi di musim dingin tahun 1811 di Alberta, Kanada.

Ketika itu, David Thompson menemukan sejumlah besar jejak kaki yang terkena dampak salju (tercetak). Dia yakin bahwa jejak yang ia temukan bukan milik seekor beruang.

Jejak yang ditemukan David Thompson

Pada tahun 1958 dan 1959, Bob Titmus dan yang lainnya menemukan banyak jejak Bigfoot di daerah Bluff Creek.
 

Di tempat itulah cetakan jejak kaki Bigfoot pertama dibuat dan sosok Bigfoot mulai diperkenalkan ke media.

Bob Titmus dan Syl McCoy memperlihatkan tiga jejak berbeda
masing-masing berukuran 15, 16, dan 17 inci yang ditemukan di
97 km sebelah selatan dari Bluff Creek



Pada tahun 1969, beberapa jejak yang mengarah melewati salju ditemukan di Bossburg, Washington. Panjangnya 17 inci dan memberi periset indikasi bahwa ada kelainan bentuk (cacat) pada kaki kanannya.

Jejak yang ditemukan di Bossburg



Cripple Foot (cacat pada kaki)

Analisis itulah yang menjuluki jejak itu dengan sebutan "Cripple Foot".
 

Ada sekitar 1.089 jejak kaki di sekitarnya, yang mungkin menjadi penemuan jejak Bigfoot terbesar yang pernah ditemukan di dalam satu area.

Pada tahun 1982, cetakan jejak lainnya ditemukan oleh Dinas Kehutanan A.S di negara bagian Washington yang tampaknya memiliki sidik jari dan pori-pori berkeringat.

Jejak yang ditemukan tersebut mirip dengan jejak primata.

Setelah 
proses analisis telah dilakukan, banyak peneliti yang menyimpulkan bahwa jejak itu tidak mungkin dipalsukan.


Bertahun-tahun kemudian, pada tahun 1988, ahli biologi satwa liar dari pulau Vancouver, John Bindernagel, menemukan jejak kaki besar di salju, dan mendengar suara "whoo-whoo whooop" di hutan.

Sebagai buktinya, dia sertakan sebuah jejak kaki mirip manusia berukuran 16 inci yang ditemukan di taman provinsi Strathcona saat hiking.

John Bindernagel memegang cetakan jejak kaki yang diduga milik Bigfoot

Bindernagel juga mengatakan bahwa dia mendengar sebuah panggilan aneh (mirip kera) di sebuah pondok dekat danau Comox pada tahun 1992.
 

Dia tidak tahu bahwa ada makhluk lain di Amerika Utara yang melakukan panggilan seperti itu, dan dia yakin bahwa itu adalah usaha Sasquatch untuk berkomunikasi dengan Sasquatch lainnya.

Salah satu foto pertama yang memperlihatkan jejak Bigfoot
di dekat Eureka CA pada tahun 1947

Jejak berukuran 17,5 inci dengan lebar 8.5 inci yang ditemukan
di Elkins Creek pada tahun 1997

Tempat tinggal dan kuburan

Meskipun tidak terbukti atau belum diverifikasi, ada sebuah klaim tentang penemuan tempat tinggal Sasquatch, bahkan situs pemakamannya sendiri.

Dallas Gilbert mengatakan bahwa dia telah beberapa kali bertemu dengan Bigfoot, dan mengklaim telah menemukan situs pemakamannya. 


Gilbert enggan untuk mengungkapkan lokasi sebenarnya dari situs tersebut, namun dia memberitahu The Daily Times of Portsmith, Ohio, bahwa ada tempat di mana anda bisa melihat tanda-tanda wilayah yang diciptakan makhluk itu di pepohonan.

Bahkan ada kanopi dan busur yang terbuat dari pohon agar dia bisa tidur di bawahnya.

Dallas Gilbert

"Situs pemakamannya ditandai dengan bentuk sebuah batu (mirip batu nisan), dan anda bisa melihat garis besar mata, kepala dan giginya", ujar Gilbert.

Tidak ada mayat atau sisa-sisa lainnya yang ditemukan di daerah tersebut, jadi keterangan yang bisa didapatkan hanyalah perkataan Gilbert mengenai klaim ini.

Pada tahun 1995, Terry Endres dan dua temannya meneliti sebuah daerah yang terkenal dengan penampakan Bigfoot untuk sebuah acara Tv Lokal.
 

Mereka menemukan struktur berbentuk kubah besar yang terbuat dari cabang dan semak-semak. Struktur tersebut cukup besar bagi tiga orang dewasa untuk duduk di dalamnya dan itu jelas bukan kejadian yang terjadi secara alami.

Tempat berlindung yang mungkin dibuat oleh Bigfoot di Oklahoma


Suara

Seorang penulis Oregonian Portland, Bill Monroe, menceritakan pengalamannya dalam sebuah artikel surat kabar.

Monroe sedang berburu rusa, saat keheningan sore hari dipecahkan oleh suara yang menakutkan.

"Suara yang memekakkan telinga, tersedak, erangan nyaring yang menakutkan. Jenis jeritan yang membuat ibu-ibu bergegas mencari anak-anak mereka. Jenis jeritan yang tidak mungkin keluar dari tenggorokan cougar (puma) ataupun beruang...kecuali jika itu adalah jeritan terakhir mereka."

"Jeritan yang bergema, bernada tinggi yang mengerikan namun serak, tidak manusiawi, penciptaan Steven Spielberg yang akan membuat kulit anda merangkak."

Pada awal 1970-an, Al Berry, Ron Morehead dan beberapa temannya sedang berkemah di Pegunungan Sierra Nevada, California Timur, dan mengalami apa yang mereka yakini sebagai pertemuan dekat dengan spesies Sasquatch.

Selama beberapa bulan, suara aneh terdengar melintasi padang gurun luas yang mengelilingi pondok berburu rusa mereka. 


Suara yang direkam oleh Al Berry dengan tape recorder portable yang digantung di cabang pohon, dianggap sebagai suara vokalisasi Sasquatch, atau mungkin bahasa yang mereka gunakan.

Al Berry bersama Ron Morehead di Sierra Camp





Pada tahun 1984, Bruce Hoffman mencari emas di dekat Sungai Clackamas, dan menceritakan kisahnya kepada Penyidik Greg Long, sebagai berikut :

"Saya harus memarkirkan kendaraan beberapa ratus kaki dari sungai, dan saya harus berjalan sedikit ke arah arus sungai kecil yang mengalir, dan sebelum saya sampai ke anak sungai kecil, dari seperdelapan mil sampai seperempat mil jauhnya, tepat di hutan, saya mendengar teriakan ini, atau sebuah panggilan.

"Suara itu memiliki nada dasar, suara yang berotot itu sangat keras. Anda bisa mendengarnya melewati pepohonan dan sampai ke langit. Suara itu terus terdengar sampai sekitar tiga sampai empat mil ke punggung pegunungan. Anda bisa mendengar suaranya menabrak gunung.
"

Bau

Pengalaman tersebut terjadi pada Juni 1988, saat Sean Fries berkemah di Sungai Feather California.

"Saya masuk ke tenda dan berbaring di tempat tidur saya, membiarkan anjing-anjing saya berlarian (berkeliaran) karena mereka selalu berada di dekat perkemahan. Saya sempat tertidur sebentar, ketika tiba-tiba saya terbangun."

"Saat itu keadaan sudah sepi, tidak ada jangkrik, tidak ada apa-apa, dan anjing-anjing saya berlari ke tenda saya dengan gemetar."

"Saya meraih senapan, senter, dan melangkah keluar dari tenda. Saya tidak bisa melihat apapun, tapi saya merasakan sensasi sedang diawasi. Lalu saya mendengar beberapa langkah kaki yang sangat berat di belakang saya, tepat di pepohonan."


"Ada juga bau yang sangat aneh, seperti bau persilangan antara sigung dan sesuatu yang telah mati. Sesuatu itu mengelilingi perkemahan saya sepanjang malam."

Sampel Rambut

Sampel yang menjanjikan diperoleh pada tahun 1995 oleh Freeman, Laughery, dan Summerlin. Sampel tersebut dikirim ke Universitas Ohio untuk dilakukan analisis DNA. Dr. W. Henner Fahrenbach kemudian mengatakan :

"Telah ditentukan secara mikroskopis bahwa rambut itu berasal dari dua individu spesies yang sama, yang berbeda (dalam hal) warna, panjang, dan siklus pertumbuhan rambut antara keduanya, belum terpotong, dan tidak dapat dibedakan dengan rambut manusia dengan kriteria apapun."




Rekaman video maupun foto

Sejauh ini, film dari Patterson-Gimlin adalah rekaman paling terkenal dan paling banyak diteliti yang pernah diambil dari kasus Bigfoot.

Roger Patterson dan Robert "Bob" Gimlin memotretnya pada tahun 1967 dengan kamera 16mm, saat melakukan ekspedisi untuk menemukan makhluk yang sulit dipahami di daerah Bluff Creek, California Utara.

Ada yang percaya bahwa sosok Bigfoot yang terlihat di video itu memang asli, dan ada pula yang berpendapat bahwa itu hanyalah manusia biasa yang menggunakan kostum.



Roger Patterson memegang cetakan jejak Bigfoot


Pada November 1998, David Shealy membawa 27 foto makhluk setinggi 7 kaki (2,1 meter) di Everglades, yang dihubungkan dengan Sasquatch atau mungkin sosok Skunk Ape.


"Saya telah duduk di pohon selama sekitar dua jam setiap malam, selama delapan bulan terakhir. (Ketika itu) Saya tertidur sebentar, dan ketika saya terbangun, saya melihat makhluk itu langsung mendatangi saya, ujar David Shealy.

"Awalnya saya pikir itu adalah seorang pria, tapi kemudian saya menyadari bahwa itu adalah Skunk Ape."

Shealy mengikuti jejak makhluk itu dan menemukan apa yang dia yakini bisa menjadi penemuan terbesar dari Skunk Ape. Sebuah jejak kaki kecil yang menurutnya berasal dari bayi Skunk Ape.

David Shealy memegang cetakan jejak Skunk Ape

Jejak kaki yang ditemukan David Shealy

Shealy memperkirakan ada sekitar 9 atau 12 Skunk Ape yang berkeliaran di Everglades, dan kebanyakan orang yang telah melihat makhluk itu, biasanya melihat mereka dalam sebuah kelompok berjumlah tiga atau empat ekor.

Foto di bawah ini diambil dengan kamera tersembunyi di Moyie Springs, Idaho Utara. 


Pemilik properti tersebut telah melihat jejak kaki beberapa minggu sebelumnya, dan memutuskan memasang kamera pada sebuah pohon di sekitar jejak kaki itu berada.

Meski banyak yang mengatakan bahwa foto tersebut palsu, sosok Bigfoot yang tertangkap kamera itu t
ampak sedang menggigit kulit kayu pohon cemara merah.


Pada bulan Juli kemarin, beredar kabar bahwa mayat Bigfoot berhasil ditemukan di New Mexico, namun setelah diteliti lebih lanjut, ternyata itu adalah berita hoax.

Meski banyak yang meragukan keberadaannya, sampai saat ini, penampakan Bigfoot masih terus berlanjut, entah itu berupa keterangan saksi mata yang telah melihatnya, ataupun dalam bentuk video dan foto yang beredar di dunia maya.

(Sumber : Wikipedia, cryptidz.wikia, Patterson - Gimlin Bigfoot Footage)

3 comments:

  1. cukup jelas sampai saat ini bigfoot masih menjadi misteri & belum terpecahkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sampai sekarang pun penampakannya masih sering dilaporkan..

      Delete
  2. keberadaan bigfoot diakui, namun belum terbukti nyata dengan kerangka dan jenazahnya

    ReplyDelete